pengantar pendidikan (pengertian dan unsur-unsur pendidikan



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia, karena dimana pun dan kapan pun di dunia terdapat pendidikan. Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri, yaitu untuk membudayakan manusia. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Karena Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya.
Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Dengan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah dengan signifikan sehingga banyak merubah pola pikir pendidik, dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Tetapi seringkali orang melupakan makna dan hakikat pendidikan itu sendiri. Layaknya hal lain yang sudah menjadi rutinitas, cenderung terlupakan makna dasar.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih memperihatinkan, terutama karena kurang profesionalnya seorang guru beraksi di lapangan. Bagaimanapun, siswa akan memperhatikan semua gerak-gerik gurunya, apalagi siswa SD yang senang diwarnai oleh seorang guru, jika guru tersebut profesional (kreatif dan inovatif). Namun kenyataan mengatakan sebaliknya, masih banyak guru yang memberikan sanksi “memukul” untuk siswanya, masih banyak orang tua yang sering protes ke sekolah, jika anaknya nakal.
Seorang calon pendidik hanya dapat melaksanakan tugasnya dengan baik jika memperoleh jawaban yang jelas dan benar tentang apa yang dimaksud pendidikan. Jawaban yang benar tentang pendidikan diperoleh melalui pemahaman terhadap unsur-unsurnya, konsep dasar yang melandasinya, dan wujud pendidikan sebagi sistem.
Dari pernyataan itu dapat kita simpulkan bahwa sebagian dari masyarakat Indonesia belum memahami bagaimana dan apa sebenarnya unsur-unsur yang mendukung pendidikan tersebut, maka dari itu makalah ini kami susun dengan tujuan, mensosialisasikan dan mengingatkan kembali akan pentingnya pendidikan bagi peserta didik, selain itu mengingatkan bagaimana unsur-unsur pendidikan sangatlah penting bagi peserta didik, konsep-konsep dasar yang melandasinya, dan mengerti bahwa wujud pendidikan sebagi sistem dalam pengembangan peserta didik.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian pendidikan?
2.      Bagaimana batasan pendidikan?
3.      Apa yang dimaksud dengan Pendidikan Sepanjang Hayat?
4.      Apa saja unsur-unsur pendidikan?
5.      Bagimana pendidikan sebagai sistem?
6.      Bagaimana keterkaitan antara pendidikan dan pengajaran?

C.    TUJUAN
1.      Untuk mengetahui pengertian pendidikan.
2.      Untuk mengetahui bagaimana batasan pendidikan.
3.      Untuk mengetahui tentang Pendidikan Sepanjang Hayat.
4.      Untuk mengetahui unsur-unsur pendidikan.
5.      Untuk mengetahui pendidikan sebagai sistem.
6.      Untuk mengetahui keterkaitan antara pendidikan dan pengajaran.





BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN PENDIDIKAN
1.      Pengertian Pendidikan menurut para ahli :
Adapun definisi pendidikan menurut pakar dibidangnya antara lain:
a.       Ibnu Muqaffa (salah seorang tokoh bangsa Arab yang hidup tahun 106 H- 143 H, pengarang Kitab Kalilah dan Daminah) mengatakan bahwa : “Pendidikan itu ialah yang kita butuhkan untuk mendapatkan sesuatu yang akan menguatkan semua indera kita seperti makanan dan minuman, dengan yang lebih kita butuhkan untuk mencapai peradaban yang tinggi yang merupakan santapan akal dan rohani”.
b.      Prof. H. Mahmud Yunus : Yang dimaksud pendidikan ialah suatu usaha yang dengan sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak yang bertujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, jasmani dan akhlak sehingga secara perlahan bisa mengantarkan anak kepada tujuan dan cita-citanya yang paling tinggi. Agar memperoleh kehidupan yang bahagia dan apa yang dilakukanya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa, negara dan agamanya.
c.       M.J. Langeveld : Pendidikan merupakan upaya dalam membimbing manusia yang belum dewasa kearah kedewasaan. Pendidikan adalah suatu usaha dalam menolong anak untuk melakukan tugas-tugas hidupnya, agar mandiri dan bertanggung jawab secara susila dan mencapai penentuan diri dan tanggung jawab.
d.      Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) : Pendidikan yaitu sebuah proses pembelajaran bagi setiap individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek tertentu dan spesifik. Pengetahuan yang diperoleh secara formal tersebut berakibat pada setiap individu yaitu memiliki pola pikir, perilaku dan akhlak yang sesuai dengan pendidikan yang diperolehnya.
e.       Ki Hajar Dewantara : Menurutnya pendidikan adalah suatu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Maksudnya ialah bahwa pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada peserta didik agar sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup yang setinggi-tingginya.
f.       Ensiklopedi Pendidikan Indonesia : Menjelaskan mengenai pendidikan, yaitu sebagai proses membimbing manusia atau anak didik dari kegelapan, ketidaktahuan, kebodohan, dan kecerdasan pengetahuan.
g.      UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 : Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi yang ada didalam dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian yang baik,  pengendalian diri, berakhlak mulia, kecerdasan,dan keterampilan yang diperlukan oleh dirinya dan masyarakat.
Pendidikan merupakan upaya nyata untuk memfasilitasi individu lain, dalam mencapai kemandirian serta kematangan mentalnya sehingga dapat survive di dalam kompetisi kehidupannya. Dapat didefiniskan bahwa pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu berasal dari orang dewasa (atau yang diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, dan sebagainya) dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa.

2.      Pengertian Pendidikan berdasarkan Pendekatan Ilmiah
a.       Pendidikan adalah sosialisasi yaitu suatu proses membantu generasi muda agar menjadi anggota masyarakat yang diharapkan (sosiologi).
b.      Pendidikan adalah enkulturasi atau pembudayaan yaitu suatu proses dengan jalan mana seseorang menyesuaikan diri kepada suatu kultur masyarakat dan mengasimilasikan nilai-nilainya (antropologi).
c.       Pendidikan sebagai human investment (ekonomi): Pendidikan merupakan barang investasi (invesment goods) yang berarti sejumlah pengeluaran untuk mendukung pendidikan yang dilakukan orang tua, masyarakat dan pemerintah dalam jangka pendek untuk mendapatkan manfaat dalam jangka panjang.
d.      Pendidikan sebagai proses civilisasi; suatu upaya menyiapkan warga Negara yang sesuai dengan aspirasi bangsa dan negaranya (politik).
e.       Pendidikan berarti proses adaptasi, proses penyesuaian diri yang terbaik dari seseorang manusia yang sadar terhadap lingkungannya (biologi).
f.       Pendidikan identik dengan personalisasi; upaya membantu perubahan tingkah laku individu untuk mencapai perkembangan optimal menjadi diri sendiri (psikologi).
g.      Pendidikan ialah pendewasaan; suatu upaya yang dilakukan secara sengaja oleh orang dewasa untuk membantu anak atau orang yang belum dewasa agar mencapai kedewasaan (pedagogik).

B.     BATASAN PENDIDIKAN
Dibawah ini di kemukakan beberapa batasan pendidikan yang berbeda berdasarkan fungsinya.
1.      Pendidikan sebagai Proses Transformasi Budaya.
Pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Seperti bayi yang baru lahir sudah berada di dalam suatu lingkungan budaya tertentu. Di dalam lingkungan masyarakat dimana seorang bayi dilahirkan telah terdapat kebiasaan – kebiasaan tertentu, larangan – larangan dan anjuran, dan ajakan tertentu seperti yang dikehendaki oleh masyarakat. Hal – hal tersebut mengenai banyak hal seperti bahasa, cara menerima tamu, makanan, istirahat, bekerja, perkawinan, bercocok tanam, dan seterusnya.
2.      Pendidikan sebagai pembentukan Pribadi.
Pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Sistematis karena proses pendidikan berlangsung melalui tahap – tahap berkesinambungan (prosedural) dan sistemik karena berlangsung dalam semua situasi kondisi, di semua lingkungan yang saling mengisi (lingkungan rumah, sekolah dan nasyarakat). Proses pembentukan pribadi meliputi dua sasaran, yaitu pembentukan pribadi yang belum dewasa oleh mereka yang sudah dewasa dan bagi mereka yang sudah dewasa atas usaha sendiri. Yang terakhir ini disebut pendidikan diri sendiri (zelf vorming). Kedua duanya bersifat alamiah dan menjadi keharusan.
3.      Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warga Negara
Pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik. Warga negara yang baik diartikan selaku pribadi yang tahu hak dan kewajiban sebagai warga negara,hal ini ditetapkan dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat 2.
4.      Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja
Pendidikan diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memilki bekal dasar untuk bekerja. Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan kerja.
5.      Batasan Pendidikan menurut GBHN 1988
GBHN 1988 memberikan batasan tentang pendidikan nasional sebagai berikut: Pendidikan nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila serta UUD 1945 diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas, dan mandiri sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakat disekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhab pembangunan nasianal dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.


C.    PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT (PSH).
1.      Konsep PSH
Ide dan konsep pendidikan sepanjang hayat (PSH) atau pendidikan seumur hidup yang secara operasional sering pula disebut “pendidikan sepanjang raga” bukanlah sesuatu yang baru. Pada zaman Nabi Muhammad SAW. 14 abad yang lampau ,ide dan konsep itu telah disiarkannya salam bentuk suatu imbauan ; Tuntutlah ilmu mulai sejak di buaian hingga keliang lahat. Dorongan belajar sepanjang hayat itu terjadi karena dirasakan sebagai kebutuhan, maksudnya sebagai kebutuhan yaitu  setiap orang merasa butuh untuk mempertahankan hidup  dan kehidupannya dalam menghadapi dorongan-dorongan dari dalam  dan tantangan alam sekitar, yang selalu berubah.
PSH tidak identik dengan persekolahan namun itu adalah bagian yang berkesinambungan yang berlangsung sepanjang hidup. PSH bertumpu pada keyakinan bahwa pendidikan itu tidak identik dengan persekolahan, PSH merupakan sesuatu proses berkesinambungan yang berlangsung sepanjang hidup. Ide tentang PSH yang hampir tenggelam, yang dicetuskan 14 abad yang lalu, kemudian dibangkitkan kembali oleh comenius, 4 abad yang lalu.
PSH dapat didefinisikan sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman pendidikan. Pengorganisasiannya dan penstrukturan diperluas mengikuti seluruh rentangan usia, dari usia yang paling muda sampai ke yang paling tua (Cropley:67)
2.      Wadah pendidikan sepanjang hayat
Pendidikan sepanjang hayat berwadahkan di semua lembaga pendidikan, sumber-sumber informasi, sesuai dengan kepentingan perseorangan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, lembaga dari pendidikan sepanjang hayat adalah lembaga pendidikan yang selama ini kita kenal, yaitu:

1.      Pendidikan sekolah
2.      Pendidikan luar sekolah
3.     Sumber informasi baik berupa terbitan buku, majalah, atau media massa seperti media cetak atau elektronik ataupun sajian dalam internet.
Wadah pendidikan sepanjang hayat adalah semua lembaga pendidikan yang ada. Wadah mana yang dipakai, tergantung pada apa yang diperlukan oleh individu. Banyaknya pendidikan luar sekolah yang di awal Indonesia merdeka hanya kursus mengetik, steno, dan memegang buku (administrasi keuangan) kini sudah banyak sekali ragamnya dan kursus steno semakin surut jumlahnya karna hadirnya teknologi baru.
Media belajar juga pesat perkembangannya. Secara informal orang dapat belajar melalui televisi, radio, atau komputer. Orang dapat belajar di tempat, di gedung di mana lembaga pendidikan itu berada tetapi dapat pula belajar dari jarak jauh. Inilah perluasan wadah untuk belajar yang tedadi saat ini.
3.      Alasan Pendidikan Sepanjang Hayat diperlukan
Berikut ini merupakan alasan-alasan mengapa PSH diperlukan:
1.      Alasan Keadilan
Terselenggaranya pendidikan sepanjang hayat secara meluas di kalangan masyarakat dapat menciptakan iklim lingkungan yang memungkinkan terwujudnya keadilan sosial. Hinsen menunjukan konteks yang lebih luas yaitu dengan terselenggaranya pendidikan sepanjang hayat yang lebih baik akan membuka peluang bagi perkembangan nasional untuk mencapai tingkat persamaan internasional (Cropley: 33). Dalam hubungan ini, Bowle mengemukakan statemen bahwa pada prinsipnya dapat mengeliminasi peranan sekolah sebagai alat untuk melestarikan ketidakadilan sosial (Cropley: 33).
2.      Alasan Ekonomi
Tidak dapat dipungkiri, alasan ekonomi merupakan alasan yang sangat vital dalam penyelenggaraan pendidikan. Apalagi di negara berkembang, biaya untuk perluasan pendidikan dan meningkatkan kualitas pendidikan hampir-hampir tidak tertanggulangi. Di satu sisi tantangan untuk mengejar keterlambatan pembangunan dirasakan, sedangkan di sisi lain keterbatasan biaya dirasakan menjadi penghambat. tidak terkecuali di negara yang sudah maju teknologinya, yaitu dengan munculnya kebutuhan untuk memacu kualitas pendidikan dan jenis-jenis pendidikan, dan mereka merasa berat beban biaya penyelenggaraan pendidikan tersebut. Dalam hubungannya dengan masalah tersebut, pendidikan sepanjang hayat yang secara radikal mendasarkan diri pada konsep baru dalam pemrosesan pendidikan memiliki implikasi pembiayaan pendidikan yang lebih luas dan lebih longgar (Cropley: 35).
3.      Alasan Faktor Sosial
Faktor yang berhubungan dengan perubahan peranan keluarga, remaja, dan emansipasi wanita dalam kaitannya dengan perkembangan iptek. Perkembangan iptek yang demikian pesat yang telah melanda negara maju dan negara-negara yang sedang berkembang memberi dampak yang besar karena adanya perubahan-perubahan kehidupan sosial, ekonomi, dan nilai budaya. Seperti berubahnya corak pekerjaan, status dan peran adolesen versus kelompok dewasa, hubungan sosial pekerja dengan atasannya, khususnya bertambahnya usia harapan hidup dan menurunnya jumlah kematian bayi, dan yang tak kalah pentingnya ialah berubahnya sistem dalam peranan lembaga pendidikan. Fungsi pendidikan yang seharusnya diperankan oleh keluarga, dan juga fungsi lainnya, seperti fungsi ekonomi, rekreasi, dan lain-lain, lebih banyak diambil alih oleh lembaga-lembaga, organisasi-organisasi di luar lingkungan keluarga, khususnya oleh sekolah. Jika dahulu masa anak-anak dan remaja diartikan sebagai masa belajar dalam dunia persekolahan, sedangkan dunia orang dewasa adalah dunia kerja, kini garis batas yang memisahkan kedua kelompok usia tersebut sedang menjadi kabur.
4.      Alasan Perkembangan Iptek
Meskipun diakui bahwa pengaruh perkembangan iptek di dalam dunia pendidikan belum sejauh yang terjadi pada dunia pertanian, industri, transportasi, dan komunikasi. Namun invensinya di dalam dunia pendidikan telah menggejala dalam banyak hal.


5.      Alasan Sifat Pekerjaan
Kenyataan menunjukkan bahwa perkembangan iptek disatu sisi dalam skala besar menyita pekerjaan tangan diganti dengan mesin, tetapi tidak dapat dipungkiri di sisi yang lain juga memberi andil kepada munculnya pekerjaan-pekerjaan baru yang menyerap banyak tenaga kerja dan munculnya cara-cara baru dalam memproses pekerjaan. Akibatnya pekerjaan menuntut persyaratan kerja yang selalu saja berubah.

4.      Implikasi Pendidikan Sepanjang Hayat
Dengan diterimanya konsep PSH sebagai konsep dasar pendidikan maka berarti sifat kodrat pendidikan ,yaitu upaya memperoleh bekal untuk mengatasi masalah hidup sepanjang hidup lebih menembus dan menjiwai penyelenggaraan semua sistem pendidikan yang ada, yang sudah melembaga maupun yang belum. Pendidikan berlangsung dari masa bayi sampai dengan pendidikan diri sendiri pada masa manula.
Kegiatan mendidik diri setiap saat sepanjang hidup itu bukan semata-mata sebagai bekal untuk kehidupan di masa datang. Prinsip pendidikan seperti itu mengandung makna bahwa pendidikan itu lekat dengan diri manusia, karena dengan itu manusia dapat terus menerus meningkatkan kemandiriannya sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat, meningkatkan self  fulfillment  (rasa kepenuhkmaknaan) dan terarah kepada aktualisasi diri.
Jadi PSH didefinisikan sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasikan dan penstrukturan pengalaman pendidikan. Pengorganisasikan dan penstrukturan ini di perluas mengikuti seluruh rentangan usia , dari usia yang paling muda sampai paling tua
D.    UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN
Proses pendidikan melibatkan banyak hal yaitu:
1.      Subjek yang dibimbing (peserta didik).
2.      Orang yang membimbing (pendidik).
3.      Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif).
4.      Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan).
5.      Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan).
6.      Konteks yang mempengaruhi suasana pendidikan (alat dan metode serta lingkungan).
Uraian butir-butir diatas adalah :
1.      Subjek yang dibimbing (peserta didik).
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung menyebutkan demikian oleh karena peserta didik adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya. Peserta didik berstatus sebagai subjek didik atau subjek yang dibimbing. Pandangan modern cenderung menyebutkan demikian oleh karena peserta didik adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya. Selaku pribadi yang memiliki ciri khas dan otonomi, ia ingin mengembangkan diri (mendidik diri) secara terus-menerus guna memecahkan masalah-masalah hidup yang dijumpai sepanjang hidupnya. Peserta didik adalah generasi muda yang sedang tumbuh menjadi manusia pembangun masyarakat masa depan. Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 Thn 2003 tentang sistem pendidikan nasional, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah:
a)      Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga  merupakan insan yang unik.
b)      Individu yang sedang berkembang.
c)      Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
d)     Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.


2.      Orang yang membimbing (pendidik)
Sebelum membahas tentang pendidik, ada baiknya melirik sedikit maksud dari mendidik dan perbedaannya dengan mengajar. Mengajar berarti manyampaikan ilmu pengaetahuan atau keterampilan dan lain sebagainya kepada orang lain, dengan menggunakan cara-cara tertentu sehingga ilmu-ilmu tersebut bisa menjadi milik orang lain. Lain halnya mendidik, mendidik tidak hanya cukup dengan hanya memberikan ilmu pengetahuan ataupun keterampilan, melainkan juga harus ditanamkan pada anak didik nilai-nilai dan norma-norma susila yang tinggi dan luhur. Mengajar hanyalah alat atau sarana dalam mendidik, dan mendidik harus mempunyai tujuan dan nilai-nilai yang tinggi.
Menurut pasal 39 ayat 2 UU RI No. 20 Thn 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pendidik adalah tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Pendidik di kategorikan menjadi dua yaitu :
a)      Pendidik menurut kodrat, yakni orang tua, sebagai pendidik pertama dan utama.
b)      Pendidik menurut jabatan, yakni guru sebagai pendidik menurut jabatan menerima tanggung jawab dari tiga pihak yaitu orang tua, masyarakat,dan negara. Tugas pendidik karna jabatan adalah berat, maka sebagai pendidik harus melakukan persiapan yang cukup, keadaan jasmani yang sehat, pendidik juga dituntut untuk menggunakan bahasa yang sopan, kepribadian yang baik, jujur dan adil.
Pendidik memiliki peran yang amat penting, terutama sebagai agen of change melalui proses pembelajaran. Oleh karena itu , dengan adanya sertifikasi diharapkan pendidik agar  dapat lebih berperan aktif, efektif dan professional. Hal tersebut tentu saja tidak dapat dilakukan, ketika guru tidak memiliki beberapa persyaratan antara lain
a)      Keterampilan Mengajar (Teaching Skills)
Pendidik yang professional dapat dari keterampilan mengajar (teaching skills) yang mereka miliki. Keterampilan mengajar yang dimiliki pendidik dapat dilihat dari indikator antara lain :
1. Pendidik sebagai pembimbing yang mampu menumbuhkan self learning pada diri siswa.
2. Memiliki interaksi yang tinggi dengan seluruh peserta didik di kelas.
3. Memiliki kewibawaan (kekuasaan batin mendidik).
4.Memberikan contoh pekerjaan yang menantang (challenging work) dengan tujuan yang jelas (clear objectives).
5. Mengembangkan pembelajaran berbasis kegiatan dan tujuan.
6. Pengelolan waktu yang baik.
7. Memberikan motivasi dan membentuk karakter diri pada siswa.
b)     Berpengetahuan Banyak (Knowledgeable)
Pendidik harus memiliki pengetahuan dan menguasai materi yang dia mampu secara memadai, karena pengetahuan merupakan faktor utama dalam membentuk profesionalisme seseorang.
c)      Sikap Profesional (Professional Attitude)
Sikap sangat pengaruh terhadap profesionalisme seorang pendidik. Sikap tersebut antara lain: Independence yaitu mandiri dan tidak selalu bergantung pada orang lain. Continuous self-improvement yaitu secara terus menerus melakukan perbaikan/ kemajuan untuk diri sendiri.
d)     Media / alat pembelajaran (Learning equipment)
Pendidik dituntut mampu memilih, menciptakan dan bahkan menggunakan media pembelajaran.
e)      Teknologi (Technologi)
Pendidik diharapkan mampu memanfaatkan TIK (Teknik Informasi dan Komunikasi). TIK dalam pendidikan memiliki peran sangat penting, karena dapat membuat pembelajaran lebih bervariasi.



f)       Kurikulum (Curriculum)
Pendidik harus menguasai dan mampu mengembangkan kurikulum yang responsive, yang mampu menjawab tantangan tan kebutuhan masyarakat.
3.      Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif).
Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi, metode, serta alat-alat pendidikan.
4.      Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan).
Tujuan -pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.
Macam-macam tujuan pendidikan :
a.       Tujuan khusus:
1.      Membimbing peserta didik agar menjadi manusia berjiwa pancasila (sangat abstrak, umum, luas, dan sulit direalisasikan).
2.      Menumbuhkan jiwa demokratis pada diri peserta didik (masih bersifat umum , belum mudah direalisasikan).
3.      Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan pendapat (lingkupnya terbatas dan mudah dilaksanakan).

b.      Tujuan umum pendidikan :
1.      Tujuan institusional yaitu tujuan yang menjadi tugas dari lembaga pendidikan tertentu untuk mencapainya.
2.      Tujuan kulikuler yaitu tujuan bidang studi atau tujuan mata pelajaran.
3.      Tujuan instruksional yaitu materi kurikulum yang berupa bidang studi yang terdiri dari pokok-pokok bahasan (umum) dan sub-pokok bahasan (khusus).


5.      Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (isi pendidikan).
Dalam sistem pendidikan persekolahan, materi telah diramu dalam kurikulum yang disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan. Materi ini meliputi materi inti maupun muatan lokal. Materi inti bersifat nasional yang mengandung misi pengendalian dan persatuan bangsa. Muatan lokal misinya adalah mengembangkan kebhinekaan kekayaan budaya sesuai dengan kondisi lingkungan.
Isi pendidikan adalah segala sesuatu yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik dalam proses pendidikan. Contohnya materi pelajaran, bimbingan dan konseling, pengayaan, dan bahan ajar. Isi pendidikan berlandaskan pada tujuan pendidikan, terutama di Indonesia adalah tujuan pendidikan nasional. Dalam sistem pendidikan persekolahan, materi telah diramu dalam kurikulum yang akan disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan.
Kriteria atau syarat utama dari isi pendidikan dan hal-hal yang perlu dipertimbangkan guru (pendidik) dalam pemilihan materi pelajaran adalah sebagai berikut:
·         Bahan/materi harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan
·         Bahan/materi penting untuk diketahui oleh peserta didik
·         Nilai praktis atau kegunaannya diartikan sebagai makna bahan itu bagi kehidupannya sehari-hari
·         Bahan tersebut merupakan bahan wajib sesuai dengan tuntunan kurikulum
·         Bahan yang susah diperoleh sumbernya perlu diupayakan untuk diberikan oleh guru.
6.      Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode).
Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara khusus alat melihat jenisnya sedangkan metode melihat efisiensi dan efektifitasnya. Alat pendidikan dibedakan atas alat yang preventif dan yang kuratif.
a.       Yang bersifat Preventif, yaitu mencegah terjadinya hal – hal yang tidak dikehendaki misalnya larangan, pembatasan, peringatan bahkan juga hukuman.
b.      Yang bersifat Kuratif, yaitu memperbaiki, misalnya ajakan, contoh, nasihat, dorongan, pemberian kepercayaan, saran, penjelasan, bahkan juga hukuman.
Untuk memilih dan menggunakan alat pendidikan yang efektif ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
a.       Kesesuaian dengan tujuan yang ingin dicapai.
b.      Kesesuaian dengan peserta didik.
c.       Kesesuaian dengan pendidik sebagai si pemakai.
d.      Kesesuaian dengan situasi dan kondisi saat digunakannya alat tersebut.

7.      Tempat Peristiwa Bimbingan Berlangsung (lingkungan pendidikan).
Lingkungan pendidikan biasanya disebut tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pengaruh dari tri pusat pendidikan itu sangat terasa dalam kehidupan peserta didik. Pengertian lingkungan pendidikan pada hakikatnya merupakan sesuatu yang ada di luar diri individu. Menurut tempat pelaksanaan pendidikan, lingkungan dibedakan atas:
a.      Keluarga
Keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang karena hubungan semenda dan sedarah. Perkembangan dan aspirasi individu maupun masyarakat, menyebabkan peran keluarga terhadap pendidikan anak-anaknya juga mengalami perubahan. Keluargalah yang utama berperan baik pada aspek pembudayaan, maupun penguasaan pengetahuan dan keterampilan. Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasana kehidupan keluarga merupakan tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan orang-seorang (pendidikan individual) maupun pendidikan sosial. Peran orang tua dalam keluarga sebagai penuntun, sebagai pengajar, dan pemberi contoh mengenai hal-hal yang baik bagi anaknya.
b.      Sekolah
Di antara tiga pusat pendidikan, sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Karena kemajuan zaman keluarga tidak mungkin lagi memenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi generasi muda terhadap iptek. Semakin maju suatu masyarakat semakin penting peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk dalam proses pembangunan masyarakat.
c.       Masyarakat
Fungsi masyarakat sebagai pusat pendidikan sangat tergantung pada taraf perkembangan dari masyarakat itu beserta sumber-sumber belajar yang tersedia di dalamnya. Kaitan antara masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari tiga segi, yakni :
·         Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang dilembagakan (jalur sekolah dan jalur luar sekolah) maupun yang tidak dilembagakan (jalur luar sekolah).
·         Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan/atau kelompok sosial di masyarakat, baik langsung maupun tak langsung, ikut mempunyai peran dan fungsi edukatif.
·         Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang dirancang (by design) maupun yang dimanfaatkan (utility). Perlu pula diingat bahwa manusia dalam bekerja dan hidup sehari-hari akan selalu berupaya memperoleh manfaat dari pengalaman hidupnya itu untuk meningkatkan dirinya. Dengan kata lain, manusia berusaha mendidik dirinya sendiri dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar yang tersedia di masyarakatnya dalam bekerja, bergaul, dan sebagainya.
Sedangkan, para ahli membedakan jenis lingkungan pendidikan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
·         Lingkungan Alam, adalah segala sesuatu yang ada di dunia ini yang berada di luar diri anak yang selain manusia, seperti binatang, tumbuh-tumbuhan, iklim, air, gedung, rumah, dan sebagainya.
·         Lingkungan Sosial, adalah semua manusia yang berada di luar diri seseorang yang dapat mempengaruhi diri orang tersebut, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Contohnya adalah teman sekelas, tetangga, dan sebagainya.
E.     PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM
1.      Pengertian Sistem
Beberapa definisi sitem menurut para ahli:
a.       Sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks atau terorganisir;  suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh. (Tatang M. Amirin, 1992:10).
b.      Sistem merupakan himpunan komponen yang saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan. (Tatang Amirin, 1992:10).
c.       Sistem  merupakan sehimpunan komponen atau subsistem yang terorganisasikan dan berkaitan sesuai rencana untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (Tatang Amirin, 1992:11).
Sistem diartikan sebagai suatu kesatuan integral dari sejumlah komponen. Komponen – komponen tersebut satu sama lain saling berpengaruh dengan fungsinya masing – masing, tetapi secara fungsi komponen – komponen itu terarah pada pencapaian satu tujuan.
2.      Proses dan Tujuan Sistem Pendidikan.
Sistem Pendidikan memproses masukan mentah dengan menggunakan instrumental sehingga menjadi keluaran,yaitu tamatan.Wujud keluaran inilah yang akan menjadi tujuan dari sistem pendidikan.Tujuan ini memberikan arah pada kegiatan sistem, yang memproses masukan mentah.


3.      Hubungan Semua Komponen Pendidikan dalam Sistem Pendidikan.
Pendidikan sebagai sebuah sistem terdiri dari sejumlah komponen. Komponen tersebut antara lain: raw input (sistem baru), output (tamatan), instrumentalinput (guru, kurikulum), environmental input (budaya, kependudukan, politik dan keamanan).
a.       Sistem baru sebagai masukan mentah (raw input), kemudian menghasilkan tamatan (output).
b.      Guru dan tenaga nonguru, administrasi sekolah, kurikulum, anggaran pendidikan, prasarana dan sarana yang merupakan masukan instrumental (instrumental input)
c.       Corak budaya, kondisi ekonomi, kependudukan, politik, dan keamanan
yang merupakan faktor lingkungan (environmental input).

F.     KETERKAITAN ANTARA PENGAJARAN DAN PENDIDIKAN
Sebelum membahas keterkaitan antara pengajaran dan pendidikan, berikut perbedaan pengajaran dan pendidikan.
·         Pengajaran (instruction).
1.      Lebih menekankan pada penguasaan wawasan dan pengetahuan tentang bidang / program tertentu seperti pertanian, kesenian, dan lain-lain.
2.      Memakan waktu relatif pendek.
3.      Metode lebih bersifat rasional, teknis praktis.
·         Pendidikan (education)
1.      Lebih menekankan pada pembentukan manusianya (penanaman sikap dan nilai – nilai).
2.      Memakan waktu relatif panjang.
3.      Metode lebih bersifat psikologis dan pendekatan manusiawi.
Berikut ini keterkaitan antara Pengajaran dan Pendidikan :
1.      Pengajaran dan pendidikan dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Masing-masing saling mengisi.
2.      Pembedaan dilakukan hanya untuk kepentingan analisis agar masing-masing dapat dipahami lebih baik.
3.      Pendidikan modern lebih cenderung mengutamakan pendidikan, sebab pendidikan membentuk wadah, sedangkan pengajaran mengusahakan isinya. Wadah harus menetap meskipun isi bervariasi dan berubah.



















BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Pendidikan dalam arti luas mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal, non formal maupun informal, sampai dengan suatu taraf kedewasaan tertentu. Bersamaan dengan lajunya arus reformasi dalam dunia pendidikan berbagai upaya pembenahan sistem pendidikan dan perangkatnya di Indonesia terus dilakukan, akibatnya muncul beberapa peraturan pendidikan untuk saling melengkapi dan penyempurnaan peraturan-peraturan yang sudah tidak relevan lagi dengan kebutuhan saat ini.
Batasan pendidikan terdiri dari pendidikan sebagai proses transformasi budaya, pembentukan pribadi, proses penyiapan warga Negara, proses penyiapan tenaga kerja dan batasan menurut GBHN yakni kebudayaan bangsa Indonesia dan Pancasila.
Pendidikan sepanjang hayat (PSH) memiliki konsep belajar dari buaian hingga liang lahat. Wadah pendidikan sepanjang hayat adalah semua lembaga pendidikan yang ada. Secara informal orang dapat belajar melalui televisi, radio, atau komputer. Namun, dalam pendidikan sepanjang hayat orang dapat belajar di tempat, di gedung di mana lembaga pendidikan itu berada tetapi dapat pula belajar dari jarak jauh. Alasan pendidikan sepanjang hayat diperlukan yaitu alasan keadilan, ekonomi, sosial, perkembangan iptek dan sifat pekerjaan.
Implikasi pendidikan sepanjang hayat yaitu dengan diterimanya konsep PSH sebagai konsep dasar pendidikan maka berarti sifat kodrat pendidikan ,yaitu upaya memperoleh bekal untuk mengatasi masalah hidup sepanjang hidup lebih menembus dan menjiwai penyelenggaraan semua sistem pendidikan yang ada.
Unsur-unsur pendidikan terdiri dari peserta didik, pendidik, interaksi edukatif, tujuan pendidikan, isi pendidikan, alat dan metode pendidikan dan lingkungan pendidikan.
Pendidikan sebagai sistem adalah himpunan komponen yang saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan yaitu memproses masukan mentah dengan menggunakan instrumental sehingga menjadi tamatan, sehingga menjadi tujuan dari sistem pendidikan. Tujuan ini memberikan arah pada kegiatan sistem, yang memproses masukan mentah.
Komponen pendidikan antara lain: raw input (sistem baru), output (tamatan), instrumentalinput (guru, kurikulum), environmental input (budaya, kependudukan, politik dan keamanan). Semua komponen tersebut saling mendukung.
Keterkaitan antara Pengajaran dan Pendidikan masing-masing saling mengisi. Pembedaan dilakukan hanya untuk kepentingan analisis agar masing-masing dapat dipahami lebih baik. Pendidikan modern lebih cenderung mengutamakan pendidikan, sebab pendidikan membentuk wadah, sedangkan pengajaran mengusahakan isinya. Wadah harus menetap meskipun isi bervariasi dan berubah.

B.     SARAN
Sehubungan dengan fungsi tujuan pendidikan yang penting itu, maka menjadi keharusan bagi pendidikan untuk memahaminya. Mendidik yang baik adalah yang berhasil membantu individu dapat mempertahankan dan meningkatkan mutu hidup. Hal ini terjadi apabila bentuk kegiatan pendidikan mempunyai tujuan yang tepat. Kekurangpahaman pendidik terhadap tujuan pendidikan dapat mengakibatkan kesalahan/kekeliruan di dalam melaksanakan pendidikan. Tujuan pendidikan dikatakan tidak benar apabila berisi nilai-nilai hidup yang bersifat mengingkari dan merusak harkat dan martabat manusia sebagai pribadi, warga, dan hamba Allah.
Sebagai mahasiswa, kita harus belajar menjadi guru yang profesional agar proses belajar mengajar berjalan dengan efektif dan efisien. Hal yang harus kita pelajari agar menjadi professional adalah menyiapkan ilmu, kemudian tahu dan handal cara mengajar, menguasai cara berinteraksi dengan siswa serta berkepribadian.





DAFTAR PUSTAKA
Fathurrahman.,dkk. 2012. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT.Prestasi Putrakarya.
http://www.Gurunyailmu.blogspot.com (diakses tanggal 4 September 2015 pukul 07:30)
Mudyahardjo, Redja. 2012. Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang      
Dasar-dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT Radjagrafindo Persada.
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH ASAS POKOK PENDIDIKAN

pengantar pendidikan (perkiraan masyarakat masa depan/modern

MAKALAH TEORI-TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME, HUMANISTIK, REVOLUSI SOSIAL-KULTURAL dan KECERDASAN GANDA