MAKALAH ASAS POKOK PENDIDIKAN




MAKALAH
PENGANTAR PENDIDIKAN
ASAS-ASAS POKOK PENDIDIKAN SERTA PENERAPANNYA


OLEH:
1.         Retno Ayu Muthmainnah
2.         Panesha Aristi Chayani
3.         Yeni Diah Hartati
4.          Tina Irmayani

PRODI PGSD (SI)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2015


DAFTAR ISI
  Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................  i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB  I  PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang................................................................................... 1
1.2         Rumusan Masalah............................................................................... 1
1.3         Tujuan Penulisan................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1         Asas Pokok Pendidikan...................................................................... 2
2.1.1        Asas Tut Wuri Handayani...................................................... 2
2.1.2        Asas Belajar Sepanjang Hayat................................................ 2
2.1.3        Kemandirian dalam Belajar.................................................... 3
2.2         Penerapan Asas Pokok Pendidikan
 (di sekolah dan luar sekolah)............................................................. 4
2.2.1        Keadaan yang Ditemui........................................................... 4
2.2.2        Permasalahan yang Dihadapi.................................................. 5
2.2.3        Pengembangan Penerapan Asas-asas Pendidikan.................. 6
BAB III PENUTUP

3.1         Kesimpulan......................................................................................... 7
3.2         Saran................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA





BAB  I 
 PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang Masalah
Kemajuan Ilmu dan teknologi, terutama teknologi informasi menyebabkan arus komunikasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini berdampak langsung pada bidang norma kehidupan dan ekonomi, seperti tersingkirnya tenaga kerja yang kurang berpendidikan dan kurang terampil, terkikisnya budaya lokal karena cepatnya arus informasi dan budaya global, serta menurunnya norma-norma masyarakat kita yang bersifat pluralistik sehingga rawan terhadap timbulnya gejolak sosial dan disintegrasi bangsa.
Hal ini membutuhkan pendidikan yang memberikan kecakapan hidup (Life Skill), yaitu yang memberikan keterampilan, kemahiran, dan keahlian dengan kompetensi tinggi pada peserta didik sehingga selalu mampu bertahan dalam suasana yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif dalam kehidupannya.
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak dari sejumlah asas-asas tertentu. Asas-asas tersebut sangat penting karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Khusus untuk pendidikan di Indonesia, terdapat sejumlah asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Di antara sejumlah asas tersebut, akan dikaji lebih lanjut tiga buah asas yaitu asas tut wuri handayanai, asas kemandirian dalam belajar dan asas belajar sepanjang hayat. Ketiga asas itu dipandang sangat relevan dengan upaya pendidikan, baik masa kini maupun masa depan.

1.2      Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan asas Tut Wuri Handayani?
2.      Apa yang dimaksud  dengan asas sepanjang hayat?
3.      Apa yang dimaksud dengan asas kemandirian dalam belajar?
4.      Bagaimanakah penerapan asas pendidikan dilihat dari keadaan yang ditemui?
5.      Bagaimanakah penerapan asas pendidikan pada permasalahan yang dihadapi?
6.      Bagaimanakah pengembangan penerapan asas-asas pendidikan?

1.3       Tujuan Penulisan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Pengantar Pendidikan dan menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan masalah, yaitu:
1.      Untuk menjelaskan  asas Tut Wuri Handayani
2.      Untuk menjelaskan  asas sepanjang hayat
3.      Untuk menjelaskan  tentang kemandirian dalam belajar
4.      Untuk mendeskripsikan penerapan asas pendidikan dilihat dari keadaan yang ditemui
5.      Untuk mendeskripsikan penerapan asas pendidikan pada permasalahan yang dihadapi
6.      Untuk menjelaskan pengembangan penerapan asas-asas pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1    ASAS POKOK PENDIDIKAN
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Jadi, asas pendidikan itu lebih memfokuskan perhatian kepada cara penyelenggaraan pendidikan yang dilandasi oleh pemikiran-pemikiran tentang bagaimana layaknya pendidikan itu diselenggarakan.
Khusus untuk pendidikan di Indonesia, terdapat sejumlah asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu.Asas–asas tersebut bersumber dari kecenderungan umum  pendidikan di dunia dan bersumber dari pemikiran dan pengalaman sepanjang sejarah upaya pendidikan di Indonesia. Diantara  asas tersebut adalah Asas Tut Wuri Handayani, Asas Belajar Sepanjang Hayat, dan asas Kemandirian dalam belajar.

2.1.1      ASAS TUT WURI HANDAYANI

Sebagai asas pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sitem Among perguruan. Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dwantara ini kemudian dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan menambahkan dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Sung Tulodo dan Ing Madyo Mangun Karso.
Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu:
  Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di depan memberi contoh)
  Ing Madyo Mangun Karso (jika ditengah-tengah memberi dukungan dan semangat)
  Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan)

2.1.2      ASAS BELAJAR SEPANJANG HAYAT

Pada dasarnya, manusia adalah makhluk yang tidak pernah sempurna, diaselalu berkembang mengikuti perkembangan yang terjadi di lingkungan kehidupannya. Dewasa ini, akibat kemajuan ilmu dan teknologi yang amat pesat, terjadi perubahan yang amat pesat dalam berbagai aspek kehidupan. Akibatnya, apa yang dipelajari oleh seseorang pada beberapa tahun yang lalu dapat menjadi tidak berarti atau tidak bermanfaat lagi. Hal ini disebabkan karena apa yang telah dipelajarinya sudah tidak relevan lagi dengan berbagai masalah kehidupan yang dihadapinya. Jadi, implikasi dari kemajuan ilmu dan teknologi yang amat pesat tersebut ialah seseorang dituntut untuk mau dan mampu belajar sepanjang hayat.
Asas belajar sepanjang hayat merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup. Ini sesuai dengan hadist Nabi MuhammadSAW yang sudah tidak asing lagi ditelinga, beliau bersabda yang artinya: ”Tuntutlah ilmu dari buaian sampai meninggal dunia”. Jadi, Islam telah lama mengenal konsepbelajar sepanjang ayat ini jauh sebelum orang-orang Barat mengangkatnya.
Pendidikan seumur hidup adalah pendidikan yang harus:
a.    Meliputi seluruh hidup setiap individu
b.     Mengarahkan kepada pembentukan, pembaharuan, peningkatan dan penyempurnaan secara sistematis pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat meningkatkan kondisi hidupnya
c.    Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri setiap individu
d.    Meningkatkan kemampuan dan motivasi untuk belajar mandiri
e.      Mengakui kontribusi dari semua pengaruh pendidikan yang mungkin terjadi, termasik yang formal, non formal dan informal(La Sulo, 1990: 25-26).
Dalam latar pendidikan seumur hidup, proses belajar-mengajar di sekolah seharusnya mengemban sekurang-kurangnya dua misi, yaitu:
1.      Memberikan pembelajaran kepada peserta didik dengan efesien dan efektif
2.      Meningkatkan kemauan dan kemampuan belajar mandiri sebagai dasar dari belajar   sepanjang hayat
Kurikulum yang dapat dirancang dan  diimplementasikan yaitu kurikulum yang memperhatikan dua dimensi, yaitu sebagai berikut:
1.      Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah, meliputi keterkaitan dan kesinambungan antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di masa depan
2.      Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.
Perancangan dan implementasi kurikulum yang memperhatikan kedua dimensi itu akan mengakrabkan peserta didik dengan berbagai sumber belajar yang ada di sekitarnya. Kemampuan dan kemauan menggunakan sumber belajar yang tersedia itu akan memberi peluang terwujudnya belajar sepanjang hayat. Masyarakat yang mempunyai warga yang belajar sepanjang hayat akan menjadi suatu masyarakat yang gemar belajar (learning society). Dengan kata lain, akan terwujudlah gagasan pendidikan seumur hidup seperti yang tercermin di dalam sistem pendidikan nasional Indonesia.

2.1.3      KEMANDIRIAN DALAM BELAJAR

Asas Tut Wuri Handayani dan asas belajar sepanjang hayat secara langsung sangat erat kaitannya dengan asas kemandirian dalam belajar. Asas Tut Wuri Handayani didasarkan pada asumsi bahwa dalam kegiatan belajar-mengajarpeserta didik mampu untuk mandiri dalam belajar. Kemandirian dalam belajar itudapat dikembangkan dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu siap untuk membantu apabila diperlukan. Selanjutnya, asas belajar sepanjang hayat hanya dapat diwujudkan apabila didasarkan pada pendapat bahwa peserta didik mau dan mampu mandiri dalam belajar.
 Oleh karena itu, tidak mungkin seseorang belajar sepanjang hayatnya apabila selalu tergantung dari bantuan guru atau pun orang lain.
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalam peran utama sebagai fasilitator, informator dan motivator. Sebagai fasilitator, guru diharapkan dapat menyediakan dan mengatur berbagai sumber belajar dengan sedemikian rupa, sehingga memudahkan peserta didik berinteraksi dengan sumber-sumber tersebut. Sebagai informator, guru harus menyadari bahwa dirinya hanya merupakan bagian kecil dari sumber-sumber informasi yang ada.
Guru perlu memberikan dan bahkan merangsang peserta didik untuk mencari informasi selain dari dirinya sendiri. Sedangkan sebagai motivator, guru mengupayakan timbulnya prakarsa peserta didik untuk dapat memanfaatkan sumber belajar secara maksimal.
Terdapat beberapa strategi belajar-mengajar yang dapat mengembangkan kemandirian dalam belajar, yaitu:
a.       Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)
b.      Belajar dari modul, paket belajar, dan sebagainya
c.       Belajar dengan didukung oleh suatu pusat sumber belajar (PSB) yang memadai. PSB memberi peluang tersedianya berbagai jenis sumber belajar, di samping bahan di perpustakaan. Dengan dukungan PSB itu asas kemandirian dalam belajar akan lebih dimantapkan dan dikembangkan.

2.2     PENERAPAN AZAS PENDIDIKAN (DI SEKOLAH DAN DI LUAR   SEKOLAH)

2.2.1     KEADAAN YANG DITEMUI
Dalam kaitan penerapan asas Tut Wuri Handayani, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang ditemui, yakni :
a.       Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan dan keterampilan yang diminatinya di semua jenis, jalur, dan jenjang pendidikan yang disediakan oleh pemerintah sesuai peran dan profesinya dalam masyarakat.
b.      Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan kejuruan yang diminatinya agar dapat mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja bidang tertentu yang diinginkannya.
c.       Peserta didik yang memiliki kelainan (cacat fisik atau mental)memperoleh kesempatan untuk memilih pendidikan dan keterampilan sesuai dengan cacat yang disandang agar dapat tumbuh menjadi manusia yang mandiri.
d.      Peserta didik di daerah terpencil mendapat kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan keterampilan agar dapat berkembang menjadi manusia yang memiliki kemampuan dasar yang memadai sebagai manusia yang mandiri, yang beragam dari potensi dibawah normal sampai jauh diatas normal.
Dalam kaitan asas belajar sepanjang hayat, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang ditemui sekarang:
a.       Usaha pemerintah memperluas kesempatan belajar telah mengalami peningkatan. Terbukti dengan semakin banyaknya peserta didik dari tahun ke tahun yang dapat ditampung baik dalam lembaga pendidikan formal, non formal, dan informal dan berbagai jenjang pendidikan dari TK sampai perguruan tinggi.
b.      Usaha pemerintah dalam pengadaan dan pembinaan guru dan tenaga kependidikan pada semua jalur, jenis, dan jenjang agar mereka dapat melaksanakan tugasnya secara proporsional. Dan pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hasil pendidikan di seluruh tanah air.
c.       Usaha pembaharuan kurikulum dan pengembangan kurikulum dan isi pendidikan agar mampu memenuhi tantangan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas melalui pendidikan.
d.       Usaha pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana yang semakin meningkat: ruang belajar, perpustakaan, media pengajaran, bengkel kerja, sarana pelatihan dan keterampilan, dan sarana pendidikan jasmani.
e.       Pengadaan buku ajar diperuntukkan bagi berbagai program pendidikan masyarakat yang bertujuan untuk:
1.      Meningkatkan sumber penghasilan keluarga secara layak dan hidup bermasyarakat secara berbudaya melalui berbagai cara belajar
2.      Menunjang tercapainya tujuan pendidikan manusia seutuhnya
f.       Usaha pengadaan berbagai program pembinaan generasi muda: kepemimpinan dan keterampilan, kesegaran jasmani dan daya kreasi, sikap patriotisme dan idealisme, kesadaran berbangsa dan bernegara, kepribadian dan budi luhur.
g.      Usaha pengadaan berbagai program pembinaan keolahragaan dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anggota masyarakat untuk melakukan berbagai macam kegiatan olahraga guna meningkatkan kesehatan dan kebugaran serta prestasi di bidang olahraga.
h.      Usaha pengadaan berbagai program peningkatan peran wanita dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya dalam upaya mewujudkan keluarga sehat, sejahtera dan bahagia peningkatan ilmu pngetahuan dan teknologi, keterampilan serta ketahanan mental.
Sesuai dengan uraian di atas, maka secara singkat pemerintah telah mengupayakan usaha-usaha untuk menjawab tantangan asas pendidikan sepanjang hayat dengan cara pengadaan sarana dan prasarana, kesempatan serta sumber daya manusia yang menunjang.

2.2.2      PERMASALAHAN YANG DIHADAPI

Dalam hal penerapan asas-asas pendidikan dalam kegiatan pembelajaran terdapat beberapa masalah yang perlu mendapat perhatian, yakni:

a.      Masalah pendekatan komunikasi oleh guru
Masih terdapat kecenderungan bahwa peserta didik terikat oleh penggunaan komunikasi satu arah dalam kegiatan pembelajaran dengan mengandalkan metode ceramah. Dalam komunikasi demikian, pendidik menempatkan dirinya dalam kedudukan yang lebih tinggi dari peserta didik.Bahkan, tidak jarang peserta didik dijadikan objek komunikasi oleh seorang guru.Akibatnya, arus komunikasi cenderung satu arah dan rendahnya umpan balik dari peserta didik. Komunikasi yang demikian memberikan implikasi yang negatif terhadap out put pendidikan, yakni membuat peserta didik tidak terdorong untuk belajar mandiri, mereka lebih bergantung kepada informasi yang diberikan pendidik.

b.      Masalah peranan pendidik
Sejalan dengan pendekatan komunikasi satu arah yang cenderung digunakan pendidik, pendidik sering menempatkan dirinya sebagai  orang yang paling dominan. Tidak jarang seorang pendidik, apakah itu orang tua, guru, ataudosen menempatkan dirinya sebagai orang yang paling dan serba tahu dalam segala hal pada waktu kegiatan belajar berlangsung. Padahal dalam era komunikasi canggih ini, sumber informasi datangnya membanjir dari segala arah, tidak hanya dari sekolah atau sejenisnya, tetapi juga bisa dari media massa seperti televisi, radio, koran, dan bahkan dari internet.
Oleh karena itu, tidak tertutup kemungkinan bahwa orang tua, guru, atau pun dosen ketinggalan informasi dibandingkan dengan peserta didik. Sehingga dengan demikian,  seorang pendidik harus mendorongpeserta didik untuk mencari informasi sendiri yang dikatakan sebagai upaya belajar mandiri.
c.       Masalah tujuan belajar
Learning to know dan learning to do belum cukup untuk dijadikan tujuan belajar. Oleh karena kemajuan teknologi terutama kemajuan transpotasi dan komunikasi membuat dunia semakin “sempit”, sehingga intensitas interaksi antarmanusia semakin tinggi tanpa dibatasi oleh perbedaan suku, agama, ras, dan asal-usul. Oleh karena itu, tujuan belajar perlu diperluas dengan learning to life together dan learnign to be, sehingga dengan demikian apa yang dipelajari hari ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk belajar lebih lanjut dalam rangka menyesuaikan diri dengan perubahan lapangan kerja dan bahkan perubahan dalam berbagai aspek kehidupan.

2.2.3      PENGEMBANGAN PENERAPAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN
Sehubungan dengan permasalahan yang dihadapi dalam penerapan asas-asas pendidikan, maka perlu diadakannya upaya pengembangan penerapan asas-asas pendidikan dengan tujuan untuk membantu mengatasi permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya.
a.      Mengembangkan komunikasi dua arah
Seorang guru harus mengembangkan komunikasi dua arah untukmeningkatkan umpan balik dari siswa. Siswa tidak hanya mendengarkan namun juga memberikan respon dalam setiap permasalahan yang diberikan seorang pendidik. Dengan demikian, peserta didik akan terdorong untuk belajar mandiri, tidak tergantung kepada pendidik saja.
b.      Menggeser peranan pendidik menjadi fasilitator, informator, motivator, dan organisator.
Fasilitator sebagai penyedia layanan misalnya memberikan kasus yang harus dipecahkan atau didiskusikan. Informator sebagai pemberi informasi terkini yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Motivator sebagai pemberi motivasi kepada peserta didik. Sedangkan sebagai organisator, pendidik membimbing peserta didik menyelesaikan tahap-tahap pembelajaran yang telah.



























BAB III
PENUTUP
A.    SIMPULAN
Asas-asas pokok dalam penyelenggaraan pendidikan ada tiga, yaitu:
1.      Asas Tut Wuri Handayani, bermakna bahwa setiap anak didik berhak mengatur dirinya sendiri dan guru tetap mempengaruhi dengan memberi kesempatan kepada anak didik untuk berjalan sendiri dan tidak terus-menerus dicampuri, diperintah atau dipaksa
2.      Asas belajar sepanjang hayat, hanya dapat diwujudkan apabila didasarkan pada pendapat bahwa peserta didik mau dan mampu mandiri dalam belajar.
3.      Asas kemandirian dalam belajar, dapat dikembangkan dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu siap untuk membantu apabila diperlukan.
Penerapan asas-asas pokok pendidikan, baik di sekolah maupun di luar sekolah dengan berpedoman kepada kebebasan dalam belajar sepanjang hayat yang bermuara kepada kemandirian dalam belajar. Oleh karena itu, seorang pendidik perlu menyesuaikan pendekatan yang digunakannya dalam kegiatan pembelajaran.

B.     SARAN
Penulis berharap kita sebagai seorang calon pendidik dapat menerapkan ketiga asas pokok pendidikan yang berlaku di Indonesia. Kita harus dapat melanjutkan perjuangan pendidikan yang telah dilakukan oleh Ki Hajar Dewantara. Permasalahan yang tengah kita hadapai dalam pembelajaran haruslah diselesaikan sesuai dengan tuntunan yang telah ada. Dengan demikian, kita menjadi seorang pendidik yang benar-benar menempatkan diri sebagai fasilitator, informator, motivator, dan organisator.



DAFTAR PUSTAKA

Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta , (Online),(http://masih-berbagi.blogspot.com/2012/08/bab-iii-landasan-dan-asas-asas.html/, diakses pada 07 September 2015)



Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online),(http://www.slideshare.net/setyawatiDK/resensi-33680646.html/, diakses 07 September 2015).


























Komentar

Postingan populer dari blog ini

pengantar pendidikan (perkiraan masyarakat masa depan/modern

MAKALAH TEORI-TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME, HUMANISTIK, REVOLUSI SOSIAL-KULTURAL dan KECERDASAN GANDA